Tampaknya ini adalah topik sepele, tetapi jika tidak memahami konsep komponen pahat ini saat akan melakukan proses pemesinan dengan mesin perkakas/CNC akan membingungkan. Arbor adalah komponen yang akan dipasang pada spindle. Arbor akan diikat oleh sebuah baut panjang atau dengan pull-stud untuk mesin yang dilengkapi dengan mekanisme lepas-pasang otomatis.
Ada beberapa tipe arbor, misalnya BT30, BT40, BT50, NT30, dll. Biasanya terkait dengan kekuatan potong. Misalnya BT50 untuk mesin milling tipe berat. BT30 untuk tipe kecil tetapi dapat dipakai untuk putaran tinggi.
Arbor kemudian dapat disambungkan dengan collet, misalnya collet ER-32. Ketinggian posisi collet relatif terhadap dasar arbor juga bermacama-macam, perlu dipilih sesuai kebutuhan. Semakin pendek, akan menyisakan ruang lebih banyak untuk benda kerja, tetapi juga makin tidak rigid untuk proses pemotongan yang jauh dari dasar arbor.
Collet juga mempunya berbagai macam tipe, ER40, ER32, ER20 dst. Makin besar akan makin kuat. Perlu diperhatikan bahwa tipe arbor dengan collet ER32, tidak bisa digunakan untuk tipe collet yang lain, atau tidak bisa saling ditukarkan.
Kemudian untuk setiap tipe collet diatas, akan tersedia ukuran untuk diameter mata pahat tertentu. Misalnya ER32-16, yang artinya tipe collet ER32 dengan diameter mata pahat 16 mm.
Mata pahat atau mata bor perlu dipasangkan pada arbor dengan menggunakan collet mengunakan diameter yang sesuai. Kekuatan jepit collet yang dipasang dengan mur collet, sudah cukup untuk tidak membuat mata pahat atau mata bor berputar atau terlepas.
Pemasangan mata pahat & collet pada arbor perlu dilakukan diluar spindle untuk menjamin kekencangan pahat tersebut. Baru kemudian rangkaian arbor – pahat tersebut dipasangkan pada spindle.
Collet ER tidak selalu harus digunakan untuk tipe arbor BT, bisa juga misalnya digunakan untuk tipe arbor lainnya, misalnya arbor tipe morse, R8 atau tipe lain di pasaran.